Rabu, 07 Januari 2009

TIPS HEMAT BBM

Setiap kali pemerintah mengumumkan kenaikan harga bbm pasti pemilik kendaraan dibuat cemas. Kenyataan ini membuat kita harus pandai-pandai memutar otak menyiasati asupan BBM. Meskipun perilaku hemat bahan bakar ini tergantung pada pemilik kendaraan, namun tak ada salahnya kita cermati beberapa trik hemat bahan bakar berikut: 

- Hindari memanaskan mesin terlalu lama, waktu tiga menit adalah waktu yang ideal memanaskan mesin kendaraan Anda. Ketika jarum penunjuk suhu mesin mulai bergerak, Anda sudah bisa menggunakan mobil.

- Lajukan kendaraaan dengan kecepatan konstan, tetapi tetap mampu berakselarasi seperlunya dan bisa memanfaatkan kendaraan untuk bermanuver. Jika Anda ingin melajukan mobil lebih cepat, setelah pedal gas ditekan sedikit, langsung pindahkan gigi ke posisi yang lebih tinggi. Jangan tunggu sampai putaran mesin naik. Dengan melakukan hal ini saja, Anda sudah bisa menghemat konsumsi bahan bakar sebanyak 5-10 persen.

- Jika Anda terpaksa menekan pedal gas cukup dalam, usahakan tidak lebih dari 80%. Manfaatkan gaya dorong mobil untuk melakukan percepatan saat Anda ingin melajukan mobil lebih cepat. Gunakan gigi yang paling tinggi saat Anda sedang melaju cepat di jalan tol. Putaran mesin pun akan tetap rendah, dan pemakaian bahan bakar pun bisa lebih dihemat

- Jika Anda sedang melaju di jalur yang cukup lowong, misalnya di jalan tol, usahakan kecepatan mobil berada di sekitar 70 km/jam. Ini adalah kecepatan yang paling pas dan terhitung ekonomis. Jika Anda melebihi kecepatan tersebut, putaran mesin akan meninggi, dan konsumsi bahan bakar akan semakin boros.

- Jangan injak pedal gas dengan menghentak. Injakan harus stabil dan bertahap, jika gas diinjak tiba-tiba, otomatis bahan bakar yang akan diisap ke ruang bakar semakin banyak, sementara pada saat itu putaran mesin masih rendah. Akibatnya tidak semua bahan bakar yang masuk ke ruang mesin terbakar. Karena, bahan bakar yang masuk tidak keluar dalam bentuk tenaga, tetapi ikut terbuang lewat knalpot. Lajukanlah mobil dengan kecepatan konstan. Jangan terlalu sering menekan pedal gas dan melakukan pengereman mendadak, terutama saat lampu hijau telah berganti. Sebelumnya toh Anda sudah memperhitungkan akan melewati lampu merah? 

- Pindahkan tranmisi dengan benar, umumnya mesin mobil bekerja dengan efisiensi pada putaran 2500 hingga 4000 rpm, sehingga pergantian gigi harus diusahakan sesuai daerah putaran. 

- Saat memindahkan gigi persneling, sebaiknya pada rpm yang sesuai spesifikasi kendaraan. Spesifikasi ini dapat dilihat pada buku manual kendaraan atau dibrosur iklan yang biasanya terdapat keterangan mengenai moment maximum (torsi maximum) dalam satuan kgm/rpm. Satu kebiasaan yang seringkali dilupakan pengendara adalah: tidak segera menyesuaikan gigi persneling setelah penurun kecepatan (deselerasi). Setelah berlari kencang lalu tiba-tiba ngerem mendadak, sebaiknya oper gigi perseneling ke posisi lebih rendah.

- Perhatikan penunjukan tekanan pada kendaraan anda, jika tekanannya rendah kerja mesin ringan dan komsumsi BBM irit, jika tekannnya tinggi, kerja mesin berat dan tentu membuat konsumsi BBM makin boros. Coba gunakan Crusie control dimana peralatan ini bisa digunakan untuk menghemat BBM terutama dijalan tol.

- Periksa kondisi HC dan CO. Boros atau tidaknya konsumsi bahan bakar juga ditentukan oleh komponen-komponen mesin. Komponen mesin yang sudah aus membuat pembakaran bahan bakar tak sempurna. Tak ada salahnya Anda memeriksa emisi gas buang. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan nilai HC (hidrokarbon) dan CO (karbonmonoksida) terlalu tinggi, ini pertanda pembakaran di ruang bakar tidak sempurna (banyak bahan bakar terbuang percuma).

- Saat memperlambat atau menghentikan laju kendaraan, manfaatkanlah pengurangan kecepatan dengan mesin (engine brake). Angkat pedal perlahan, dan putaran mesin pun akan ikut berkurang.

- Usahakan memperkecil setting temperatur AC, jika Anda memang tak begitu membutuhkan AC.

- Pompa ban mobil sesuai ukuran karena ban yang kurang keras, tahanan gelindingnya akan keras.

- Aksesori di bodi mobil mempengaruhi pemborosan BBM seperti penambahan kaca spion, antene, ban lebar, foot step karena makin memperbesar hambatan angin kendaraan.

- Modifikasi untuk meninggikan dan mengangkat kendaraaan juga bisa memperbesar angin kendaraan.

Beberapa trik yang mungkin bisa membantu kita lebih bijak menghemat BBM ditengah krisis energi saat ini. Selamat berkendara! (bsb/rit)

Selasa, 06 Januari 2009

hindari piston jebol akibat salah oli

Sering kali pemakai motor Honda Tiger beranggapan bahwa mesin kapasitas 200 cc paling cocok memakai oli dengan kadar zat aditif tinggi selain suara mesin halus umur mesin bakal lebih panjang.

“Memakai oli mobil pada motor bakal mempercepat kerusakan pada mesin,” ucap Riantono mekanik AHASS MPM. Kerusakan akibat salah pilih oli kerap susah dideteksi. Salah satunya berdampak pada piston Tiger otremania, hal ini disebabkan oleh sirkulasi oli mesin yang tidak sempurna pasalnya oli berkadar zat aditif tinggi atau oli terlalu kental.


Pelumasan tidak sampai kebagian pori – pori komponen mesin seperti celah ring piston, pen piston, dan bagian boring piston. “Pelumasan yang tidak merata terutama di boring piston bisa mengakibatkan piston kering,” ucapnya.


So kalau piston dalam kondisi kering atau kurang pelumasan bakalan membuat piston menjadi oblak dan lecet, sehingga suara mesin Tiger kamu menjadi kasar meski tidak mengeluarkan asap warna putih yang disebabkan kurangnya oli dibagian buang ‘out’.


“Asap putih baru keluar kalau ada oli di bagian buang terkena pembakaran,” ucap Riantono. Dan dampak yang paling parah dalam kesalahan memilih pemakaian oli, berakibat pada stang piston alias stang as menjadi bengkok lantaran sirkulasi oli tidak bisa masuk sampai ke bagian bearing roches yang merupakan bagian vital dari penggerak stang piston.


Biar mesin Tiger otremania panjang umur sebaiknya memakai oli yang standardisasinya sudah ditentukan dengan kondisi iklim dan kondisi jalan di Indonesia, dengan ukuran sae 20 w – 50 w.


“Perlu diingat oli mobil hanya cocok dipakai pada mesin motor atau mobil yang berkapasitas mesin minimal 500 cc,” ungkap Riantono sambil menutup perbincangan.

Dikutip dari Ototrend: Edisi 02 Juli 2002